November 11, 2009

' 4lun4n Mu51k 5ur94 ' adalah C3rpen.

Katanya dgn musik, kita bisa melihat surga. Jika itu benar maka harus bagaimana?. Pilihlah pilihan A jika kau ingin melihat surga. Dan pilihlah pilihan B jika kau tak ingin melihatnya juga tutuplah telinga serapat mungkin agar musik itu tak menyentuh relung di hati dan jiwamu. Sunggu surga itu menipuh.

Surga adalah hal paling indah dan nikmat yg kita rasakan namun yg kudapatkan disini,disurga ini sudah biasa aku rasakan.Walau aku tak perlu memanjat pohon apel merah untuk mendapatkan buahnya disini tingal petik saja karena sepertinya pohon disini merendahkan buahnya hanya untukku.

Tetapi saja aku lebih suka memanjat dulu daripada memetik langsung.

Walau disini ada seribu bidadari yg siap melayani seluruh keinginanku tampa protes. Apa saja,dimana saja,termasuk yg itu!. Tetapi saja istriku lebih cantik dari mereka semua walau ia sering cerewet kalau aku pulang kerja kemalaman. Aku rindu pada istriku.

Aku ingin pergi dari surga ini. Maka pergilah aku ketempat paling sakral di surga ini,diantara taman paling megah dan indah,dimana bunga-bunga tumbuh dgn indah,pohon aneka rupa merendahdakan buahnya dan bidadari-bidadari yg duduk diatas batu permata sebesar mobil menyajikan makanan aneka rupa. Semua nikmat tak terkirah. Juga raga mereka untuk dinikmati ada dimana-mana diseluruh taman ini. Aku tak sudi menyentunya.

Hal yg paling unik disini adalah penutup telingah yg tergantung diatas ranting pohon yg mati. Apa ini cara keluar dari sini? ,mungkin saja. Karena aku tak pernah melihat alat ini,di surga ini.

Segera kukenakan penutup telingah itu.

***

Awal aku ke surga,bukan setelah aku mati atau dibunuh oleh seorang yg gila bunuh diri. Namun setelah aku ada diatas meja makan setelah memutar radio untuk mendengarkan musik dari channel kesayangan. Slide lagupun mulai berganti terus tiba-tiba aku sudah disurga. Kukira aku sudah mati.

I looove musik,karena musiklah yg menemaniku kerja di kantor. Menemani saat aku jenuh,saat bosan juga saat dimarahin istri ketika pulang kemalaman. Mendengarkan musik membuat jiwaku tedu dan hatiku bergelora. Apalagi saat ingin memaduh kasih dgn istri tercintah. Duh,bahagianya! ,aku merindukannya.

Musik adalah obat paling mujarab untuk menyembukan berbagai penyakit berbahaya. Terapi musik bisa mengurangi rasa strees dan kecemasan yg di sebabkan oleh penyakit itu. Terapi musik bisa melemahkan otot yg menegang jika didengarkan dengan seksama. Lebih dr itu terapi musik telah di temukan oleh orang tiongkok lebih dari beratus ratus tahun yg lalu utk kesehatan.

Bagiku musik tidak lebih dari penghibur hati dan jiwa. Dan baruku tahu bahwa musik juga bisa mengantarkan kesurga. Surga yg menipu!. Membuat lupa akan dunia.

***
Aku kembali ke dunia. Hal pertama yg kurasakan adalah rasa lemas juga lapar. Bahkan akupun terjatuh dan tak kuat berdiri.

Ternyata radio itu masih menyala.


Musik yg keluar darinya tak berseni dan tak enak di dengar. Sungguh musik yg paling jelek di dunia. Yg selama ini aku dengar. Kumatikan radio.

Kudekati meja makan, disitu tersaji berbagai hidangan makanan aneka rupa yg di sediakan istriku sebelum pergi. Namun tampak sudah mulai basi, seperti tidak tersentuh utk 2 atau 3 hari.

Pérutku keroncogan, segera ku cari makanan. Aku harus menjemput istriku. Dia ada dirumahku yg baru, yg aku beli kemarin. Diperumahan super elite, kemang raya steèl.

Walau kakiku super pegal dan lelah, (entah kenapa?) kupaksakan saja untuk berjalan, utk menjemput istriku. Aku takut terjadi apa2 pd dia.

Kubuka garasi mobil dengan kasar. Suaranya agak mengagetkanku. Ternyata,setelah merasakan ketenangan dan kenikmatan disurga, membuat aku lupa pada suara pintu garasiku sendiri. Untunglah aku tidak terlalu lama disana.Jika saja aku terlalu lama disana, bisa-bisa aku lupa pada semuanya, pada istriku, pada negeriku bahkan pada dunia ini. Semakin kupercepat gerak, walau sakitnya kaki karena lelah. Rasanya minta ampun!

Saat aku mau membuka pintu mobilku dan masuk. Saat itulah tampa sengaja aku melihat seorang anak kecil, loper koran tergeletak diatas aspal di depan garasiku. Dän bergerak gerak aneh.

Dia sedang mendengarkan musik dan berjoget-joget ala anak muda, khas sekali. Sepasang kupingan headset nangkring di telingah anak itu. Kuperhatikan lebih seksama. Aneh sekali, ada orang joget sambil tiduran diatas aspal.

Kulihat matanya yg memutih tampa pupil. Kugoyang2 tubuhnya, namun ia tak mengimdahkanku sama sekali bahkan sepertinya ia tak melihatku. Tak mendengar ucapanku dan tak tahu bahwa ada aku didekatnya. Ia seperti terhipnotis oleh sesuatu, sesuatu itu buat ia tak sadar sm sekali, lupa akan dunia. Dan terus berjoget saja.

Entahlah, aku sepertinya mengerti bahwa aku harus melepaskan sepasang earphone itu dari telinganya. Dan benar saja. Setelah itu ia diam saja tak bereaksi.

Kira-kira musik apa yg ia dengar. Kudekatkan headset itu ketelingaku. Kudengarkan dgn baik-baik. ternyata musik jelek itu lagi.

Lalu tiba-tiba anak itu berteriak teriak keras seperti mengigau. Api-api itu katanya. Kucoba bangunkan dia tapi tak mempan sama sekali. Lalu kupasangkan lagi headsed itu ke telinganya. Ia berjoged lagi seperti tadi. Aku tampak mengerti apa yg terjadi.

Mungkin saja anak ini melihat surga seperti aku tadi. Kuingin menolongnya tapi apa bisaku? Melepaskan musik itu darinya, bisa-bisa ia akan mati karena terlalu banyak mengigau. Dan juga aku lebih mencemaskan istriku dari ia.

Mk kusingkirkan ia dari jalan, kuangkat tubuhnya dan ku taru di sofa dalam rumah. Kutingalkan dia sendiri, yg masih berjoget juga.

Apa yg kulihat di jalanan sungguh mencengangkan. Orang-orang kulihat berjoget tampa kendali. Jungkir balik, berjoget diatas trotoar mobil, di atas pinggiran selokan dan di tengah jalan. Mungkin ini yg kulakukan 3 hari ini (joget).

Aku turun dari mobil, agaknya terlalu sulit untuk melajuh dijalanan yg dipenuhi orang-orang berjoget ini. Kudekati seorang wanita yg berpakaian menarik buatku. Cantik sekali tapi bukan hal itu yg buatku kagum. Pakaian yg ia pakai seperti orang yg sering malang melintang ke dunia malam, ke labing. Namun dari gaya jogetnya seperti orang yg baru mengenal musik dan joget?

Masih kudengar musik jelek itu lagi. Sekarang dari radio yg dibawah oleh penjual sayur keliling. Sepertinya siapapun orangnya akan terhipnotis jika mendengar musik jelek ini.

Musik ini tampa lagu dan jeleknya minta ampun. Namun punya daya magis untuk menghipnotis orang yg mendengarnya.

Kututup telingah wanita itu, tiba-tiba ia diam lalu meringkuk ke bawah dan memegangi kedua lututnya dan sepertinya ia mulai ketakukan akan sekelilingnya. Sebetulnya apa yg ia lihat dalam bayangannya(tempat seperti surga yg pernah aku lihat sebelumnya).

Tiba-tiba secara mengejutkan kudengar ledakan yg bisa bikin jantung meloncat lebar. Asalnya dari sebuah rumah didekatku lalu dalam sekejap api menjalar dimana-mana dan menghanguskan rumah itu. Untungnya itu hanya rumah yg berdiri sendirian diatas tanah lapang.

Dan sikap orang-orang ini seperti tak tahu hal itu pernah terjadi. Mereka seperti benar-benar hilang dari dunia. Maka segerahlah kukumpulkan mereka dalam satu kelompok ditengah jalan, jauh dari rumah, jauh dari apapun yg bisa buat mereka celaka.

Dengan pusatnya musik itu.

Karena hal yg kulakukan tadi, kakiku sepertinya telah patah dan luka, sakit sekali. Sulit sekali untuk berjalan. Karena rasa cemas yg terus melanda. Rasa cemas jika terjadi sama istriku. Kugunakan tenagaku yg terakhir, walau harus menyeret kaki kiriku yg mulai kram.

Kunaiki sebuah sepedah motor yg tergeletak dijalanan dan kulajukan ke rumahku yg baru. Jaraknya sedikit lagi sampai, tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri tadi.

Kukendarai secepat mungkin. Walau sakitnya minta ampun hanya untuk ganti gigi.

***

Ternyata
aku telah terlambat sampai rumah. Rumah itu walau tidak terbakar penuh. Tapi asapnya telah keluar dari seluruh jendela rumah itu. Hatiku terasa kosong melompong. Aku telah kehilangan istriku yg cerewet, yg sangat kusayangi. Runtulah dunia meninpah kepalaku. Aku terduduk, lemas sekali raga ini. Seperti ingin menyusulnya. Aku menangis sejadi-jadinya.


Namun sentuhan tangan lembut di pundakku menghentikan dukaku. Aku kenal sekali dengan kelakuan itu. Juga kenal sekali dengan jari jemari tangan itu. Aku tahu siapa itu? Dialah istriku tercintah. Kelakuan menyentuh pundakku adalah hal biasa ketika ia membangunkan aku dari tidur atau hanya untuk memberitahu bahwa ia ada di belakangku dan supaya aku lebih cepat membasu muka saat aku terlalu lama di klosed.

Ternyata istriku belum mati. Secepat kilat aku memeluknya erat. Ternyata ia juga sadar dari pengaruh musik surga itu. Sungguh ini adalah hal yg paling indah buatku.

Waktu aku bertanya bagaimana ia bisa sadar. Ia berucap padaku dengan senyumnya yg khas. "aku rindu kau peluk" seraya ia memeluk aku dan aku memeluknya lebih erat.

***

Itu ceritaku 2 tahun yg lalu. Sekarang ini aku hidup berbahagia dengan istriku, lebih bahagia dari di surga itu. Dan sekarang pekerjaanku adl membantu orang tersadar dari pengaruh surga palsu itu.

Banyak orang yg terkenah pengaruh sudah sadar dan kembali kedunia. Namun diluarsana ribuan orang yg ingin mendengarkan musik jelek itu dan pergi ke surga.

Sebuah hukum yg CONTRAS memang. Saat semua orang yg tidak bahagia didunia ingin merasakan surga. Bahkan mereka berani menukar kehidupan aslinya demi mendengarkan alunan surga palsu itu.

TAMAT. 27 mei 2009


0 komentar:

Blogger templates


Template by:

Free Blog Templates