November 12, 2009

' P43 (Phobia 4ngka 3nam) ' adalah C3rpen.


Sasy paling benci sama yg namanya angka enam!. Betapa tidak, angka itu-tu yg selalu buat ia sial. Mulai dari kejedok pintu, jatuh, kelaparan sampai masuk rumah sakit segala.

Begini-nih ceritanya!

Sebulan yg lalu, Sasy ngerayain ulang tahunnya yg ke enam belas, sekaligus juga ngerayain kelulusannya di SMP. Dan kebetulan banget yg hadir itu jumlahnya persis 66 tamu atau undangan. Semula Sasy tak terlalu ambil pusing bahkan tak terlalu peduli.

Tapi kemudian setelah ia tampa sengaja ngeliat semacem stiker berbentuk angka enam dilantai, Sasy coba mengambilnya, tampa sengaja Sasy malah nyenggol pantat salah satu tamu.

Dan tamu yg tersenggol itu, kontan ia kaget hinga ia mencipratkan minuman yg ia pegang ke orang yg ada didepannya.

Orang didepannya yg terkena guyuran minuman bekas, juga kaget dan nyenggol meja saji.

Seperti efek domino, senggolan itu buat barang saji berurutan berjatuhan. Vas bunga jatuh mengenai gelas-gelas cantik yg tertata rapi, membuatnya jatuh kelantai. Seketika 'pyar-tar-cetar' gelas-gelas itu pecah seketika. Juga ada beberapa gelas yg mendesak posisi vas bunga yg satunya lagi yg masih agak oleng, karena senggolan orang itu akhirnya vas bunga itu juga jatuh namun malah mengenai sebuah piring dengan garpu diatasnya yg diposisikan terbalik. Dengan bagian garpu dari sendok garpu menghadap keluar. Memang siapa yg melakukan hal itu? Tak ada yg tahu.

Piring itu mencelatkan garpu tersebut. Hanya dalam beberapa detik saja. Dan garpu itu melayang tepat kesasaran yaitu tepat kesebuah lampu hias. Lampu itu pecah dan mengagetkan para undangan.

Suara letusannya cukup keras disertai beberapa bunga api kecil dan kemudian membuat seluruh lampu rumah itu padam. Semua jadi gelap gulita.

Korslet, para undangan tampa perintah atau komando apapun segera berlari kesana kemari. Mendapati hal itu. Sasy bingung lalu memutuskan untuk mengikuti para undangan berlari keluar.

Mungkin karena semua undangan adalah anak muda, alias teman sekolah Sasy. Jadi agak kagetan atau terlalu mengkawatirkan diri, takut terjadi apa-apa pada diri mereka.

Sejak itulah Sasy benci sama angka enam. Tapi masih ada lagi ceritanya, ini 3 hari selanjutnya.

Jidat Sasy sudah kembali seperti semula. Sebagai ganti dari ulang tahunnya yg gagal total. Kedua orang tua Sasy yang baik dan penyayang memberikan sebuah hadiah lain. Yaitu liburan kepantai Kute Bali.

Siang itu, sepeti turis-turis yg lain, Sasy juga sedang jalan-jalan di pantai yg dingin dan berkilau, indah sekali, menikmati guyuran ombak dikakinya. Ia jalan sama 2 abangnya. Dan lagi-lagi tampa sengaja ia menatap bule-bule yg ada didepannya. Sangat-sangat tampan seperti bintang sinetron F4 cuma yg ini jumlahnya enam.

Sasy tak berkedip sama sekali menatap mereka, ia terkesima sekalian cuci mata, ah! Pikirnya.

Lalu " duk!! " suara itu pelan sekali tapi mengandung arti besar bagi Sasy. Ternyata Sasy tersandung, hilanglah keseimbangan dan " pyek!! " suara yg agak keras memang. Ia jatuh, baru yang baru dibeli basah seketika dan malu banget saat dilihatin bule-bule F6 tadi.

Sasy makin benci sama angka enam!

Dan 2 minggu yg lalu, saat keluarga Sasy dapat oleh-oleh dari adik mama Sasy yg baru berwisata ke Australia.

Oleh-oleh itu terdiri dari enam paket, 1 paket berisi enam buah donat aneka rasa ukuran besar atau jumbo.

Mengingat selalu dapat sial saat jumpa sama angka enam, Sasy jadi ogah nyentuh secuilpun sama yg namanya itu donat. Padahal donat adalah salah satu makanan kesukaan Sasy.

Alhasil sorenya Sasy kena 'mag' dadakan karena paginya belum makan sama sekali. Sasy kelaparan dan dibawah kerumah sakit.

Sasy anti sama yang namanya angka enam.



Today atau sekarang ini Sasy lagi memasuki gerbang sekolah barunya dan kelas barunya. Lagi-lagi kesialan Sasy belum akan hilang. Saat ia mendapat nomor absen angka enam. Sasy protes! Minta diganti atau dipindah.Akibatnya Sasy harus membersikan atau mencabuti rumput dihalaman belakang kelas. Karena hari pertama sekolah sudah banyak tingkah. Pakai acara protes segala. Protes yg tidak jelas, menurut gurunya.

Disini-nih Sasy menemukan sebuah botol cantik. Sasy coba membersihkan bagian-bagian botol itu.

Dan ia begitu terkejut saat botol bergetar sendiri, lalu mengeluarkan asap diujung kepalanya. Banyak sekali sampai daerah disitu berkabut.

Keluarlah jin dari botol itu. Bentuknya tinggi besar, berjenggot dan berkulit hijau.

" aku adalah jin dari timur tengah, sebutkan 6 permintaanmu? Ha ha ha ha ......! " terdengar tawanya yg menggelegar.

Sasy masih agak takut, tapi ia segera sadar.

" ma'af om jin, bukannya biasanya cuma 3 bukan 6 permintaannya? " Sasy menyelah tawa jin itu.

" kalau kubilang 6 ya 6! Jangan banyak protes, " jawab jin itu diplomatis juga keras.

" iya ya ya, " ucap Sasy tergeragap.

Ia agak takut, aduh sial lagi! Pikir Sasy sekilas.

" sekarang, sebutkan permintaanmu? " pinta jin itu lagi.

" oke! Saya minta angka 6 dihilangkan. "

" hmm ....! Dikabulkan. " jawab jin.

" kok aneh, nggak terjadi apa-apa tuh, " Sasy bingung sendiri.

" nanti juga kau tahu, " jawab jin itu lagi. " sudah jangan protes, sekarang ucapkan permintaan keduamu, "

" boleh lain kali aja yah, " bujuk Sasy pada jin.

Setelah jin itu berpikir, ia mensetujuinya.

" panggil aku jika kamu mau mengajukan permintaan lagi. " lalu jin itu kembali kebotol.

Sasy pergi dari situ dan kembali kekelas. Ternyata sudah istirahat. Sasy melihat calender disamping papan tulis. Ia terkejut " benar dikabulkan, " ucapnya lirih, " tapi ini sih, bentuk angkanya diganti bukan hilang. "

Sasy berinisiatip bertanya pada teman didekatnya.

" Rom, angka ini namanya apa yah? " Romi bingung sekali, nyengir. Sudah gila mungkin ini orang, pikirnya.

" Sasy belas. " ucapnya, angka yg ditunjuk. Dulu adalah angka enam belas.

" bukannya ini-nih enam belas, " walau bentuk angkanya berubah, tapi Sasy yakin itu enam belas.

" gila juga kamu, " Romi pergi dengan menyengir.

" wah, ini sih jin ngaco' ! Sial aku sudah nggak hilang. Sekarang aku malah dianggap gila, sialan !!! "

Sasy kembali kebelakang dan memanggil jin itu lagi.

" apa permintaan keduamu? " tanya jin itu.


Saat Sasy ingin lagi, mengajukan permintaan. Ia malah berpikir, aku rasa jin tidak benar-benar bisa mengabulkan permintaan orang, deh!

Sasy punya ide? " aku minta angka enam dikembalikan. "

" dikabulkan! "

" ini permintaan ketigaku, "

" sebutkan? "

" masuk botol dan pergilah kedasar samudra. "

" apa? " jin itu terkejut sekali. Tapi tak bisa menolak, dgn sangat terpaksa ia masuk botol dan menghilang.

" biarin deh aku sial, yg penting nggak musrik ah! " Sasy mencoba menenangkan diri.

Sasy kembali kekelas dan beraktivitas. Kesan pertama yg ia dapat dikelasnya. Ia tertimpuk penghapus.

Sasy, sialnya belum hilang juga tampaknya ia duduk dibangku no 6 dari kiri.

TAMAT

0 komentar:

Blogger templates


Template by:

Free Blog Templates