K3T1K4 W4J4HKU K3 D3P4N M4K4 4KU S3D4NG C4R1 J4L4N K3LU4R.
Aku telah menyakitinya. Tak punya otak dan hatikah aku? Hingga berani berbuat segila dan sebejat itu.
Aku menyesal, mataku basah dan hatiku kalud. Tapi apa itu sudah cukup menghapus semua kesalanku padanya. Padahal kita sama. Sama-sama makhluk terbuang. Sama-sama makhluk rongsokan.
Tidak, aku harus memintah maaf padanya. Kubukah pintu kereta api listrik tua yg sedang jadi tempat tinggalku dengannya. Kulihat dia sedang duduk disatu tempat duduk, diujung gerbang. Gelap menyergap, yg bisa kulihat drnya hanya seongok tubuh yg lemah tak berdaya yg diterangi lampu radio di depannya yg berwarna hijau terang itu.
Lagu hippen( lagu yg sedang buming ) mengalun sedih, sangat pas dengan suasana saat ini. Aku bersimpuh dikakinya. Setulus hati aku memintah ma'af, semoga ia mema'afkan dengan sepenuh jiwa karena hanya dia yg kumiliki di dunia itu sekarang.
" sudahlah, lupakan saja semua itu. " tak kusangkah ia mema'afkan aku secepat itu.
Aku bingung, aku merasa ia tidak mema'afkan aku sepenuh jiwa. Mungkin karena terpaksa, karena yg ia miliki cuma aku.
" nggak semudah itu, Raski! Dosaku terlalu besar untuk kau ma'afkan semudah itu, "
" lalu apa yg harus aku lakukan," ia menangis, " apa aku harus melaporkanmu ke polisi? " ia diam sambil menahan tangisannya.
" tapi aku telah mencoba menodaimu, " bantahku.
" aku tahu! " sedikit-sedikit ia sudah bisa mengendalikan tangisannya. " tapi aku bukan manusia, aku hanya barang, "
" tapi bagiku kau manusia. "
" lalu kenapa kau menodaiku, "
" aku alpa dan mungkin juga karena otak dan hatiku cuma besi, " aku baru sadar bahwa aku juga bukan manusia.
***
masa lalu yg kulalui memang terlalu berharga untuk kulupakan. Tapi juga terlalu menyakitkan untuk selalu kuingat.
***
Aku tinggal di kota Ata-wa, salah satu dari kota atas dan juga tersebar ke 2 di indonesian. Aku adalah anak(dulu kupikir begitu) dari sepasang tokoh yg terpandang di indonesien. Umurku memang baru saja menginjak 18 th tapi gelar profesor sudah hampir kuperoleh. Ini di karenakan kejeniussan otakku yg keterlaluan. IQ yg kumiliki saja mencapai 195 , belum juga SQ, EQ dan yg lainnya juga nggak kalah hebatnya deh.
Namun satu kesalahan yg kulakukan, sebetulnya aku sendiri nggak tahu bahwa itu akan jadi bencana buatku. Memberiku hidup sebagai seorang buronan.
Aku berjalan di plataran Uni-sien (Universitas Indonesien) yg seratus tahun yg lalu disebut UI. Sedang menuju ruang radiologi. Untuk penelitian otakku.
Tiba-tiba sebuah kekacauan terjadi. Beberapa PUSE( pulisi sekolah) menangkap seorang gadis belia, cantik. Dan saat itulah untuk pertama kalinya aku melihat mata Raski, gadis belia itu. Sebuah sorot mata yg lesuh dan tidak berdaya.
Aku belum mengenalnya. Dan aku mungkin belum jatuh cinta padanya.
Kubuka pintu radiologi. Kutemui Dr. Saki, Dr. Mayer dan Dr. Indra Kusuma, juga para asisten-asistennya. Mereka menyambutku dengan gembira.
Setelah beramah tama tidak berguna. Aku mulai di tidurkan di Scanner( sebuah tempat persembahan seperti zaman nabi Ibrahim pada tuhannya). Dengan robot scaner diatasnya yg dihubungkan langsung dengan computer 5 dimensi. Didepan para profesor tadi.
Aku mulai di scan. Sinar biru mulai merambat dari kakiku, bergerak terus menuju keatas. Tak ada yg menarik dari itu. Hingga Robo Scan, sinarnya melewati jantung dan otakku. Semua mata terbelalak.
Ketika aku bangun darì pembaringanku. Aku melihat wajah-wajah durjana, yg dipakai para Doctor dan asistennya.
Kucoba mencari tahu dengan bertanya kepada Dr. Indra Kusuma. Karena dia, posisinya yg paling dekat denganku. Namun ketika aku mendekat ia malah menjauhiku. Entah ada apa?
Tiba-tiba PUSE datang. Aku dikepung, aku menjadi pusat pesakitan. Sekarang diselah dinginnya suasana. Aku mendengar salah seorang dari mereka berkata.
" kau adalah barang terlarang, kami akan memunaskanmu besok! "
" apa maksudnya? " tanyaku pada mereka.
Mereka hanya menunjukanku untuk melihat data layar computer 5D.Dan aku mengetauhinya saat itu. Jadi ini alasannya kenapa aku jenius dan kuat, tak gampang sakit. Sebuah otak dan jantung mekanik yg terus berkembang seperti otak dan jantung sungguhan, hanya saja lebih cepat dan lebih canggi. Mataku lesuh dan hancurlah duniaku. Setelah itu, hari-hari ku ada dipenjara. Tampa semangat dan perasaan yg down, tak ada lagi memang yg harus dilakukan dan diperjuangkan.
***
Sasy paling benci sama yg namanya angka enam!. Betapa tidak, angka itu-tu yg selalu buat ia sial. Mulai dari kejedok pintu, jatuh, kelaparan sampai masuk rumah sakit segala.
Begini-nih ceritanya!
Sebulan yg lalu, Sasy ngerayain ulang tahunnya yg ke enam belas, sekaligus juga ngerayain kelulusannya di SMP. Dan kebetulan banget yg hadir itu jumlahnya persis 66 tamu atau undangan. Semula Sasy tak terlalu ambil pusing bahkan tak terlalu peduli.
Tapi kemudian setelah ia tampa sengaja ngeliat semacem stiker berbentuk angka enam dilantai, Sasy coba mengambilnya, tampa sengaja Sasy malah nyenggol pantat salah satu tamu.
Dan tamu yg tersenggol itu, kontan ia kaget hinga ia mencipratkan minuman yg ia pegang ke orang yg ada didepannya.
Orang didepannya yg terkena guyuran minuman bekas, juga kaget dan nyenggol meja saji.
Seperti efek domino, senggolan itu buat barang saji berurutan berjatuhan. Vas bunga jatuh mengenai gelas-gelas cantik yg tertata rapi, membuatnya jatuh kelantai. Seketika 'pyar-tar-cetar' gelas-gelas itu pecah seketika. Juga ada beberapa gelas yg mendesak posisi vas bunga yg satunya lagi yg masih agak oleng, karena senggolan orang itu akhirnya vas bunga itu juga jatuh namun malah mengenai sebuah piring dengan garpu diatasnya yg diposisikan terbalik. Dengan bagian garpu dari sendok garpu menghadap keluar. Memang siapa yg melakukan hal itu? Tak ada yg tahu.
Piring itu mencelatkan garpu tersebut. Hanya dalam beberapa detik saja. Dan garpu itu melayang tepat kesasaran yaitu tepat kesebuah lampu hias. Lampu itu pecah dan mengagetkan para undangan.
Suara letusannya cukup keras disertai beberapa bunga api kecil dan kemudian membuat seluruh lampu rumah itu padam. Semua jadi gelap gulita.
Korslet, para undangan tampa perintah atau komando apapun segera berlari kesana kemari. Mendapati hal itu. Sasy bingung lalu memutuskan untuk mengikuti para undangan berlari keluar.
Mungkin karena semua undangan adalah anak muda, alias teman sekolah Sasy. Jadi agak kagetan atau terlalu mengkawatirkan diri, takut terjadi apa-apa pada diri mereka.
Sejak itulah Sasy benci sama angka enam. Tapi masih ada lagi ceritanya, ini 3 hari selanjutnya.
Jidat Sasy sudah kembali seperti semula. Sebagai ganti dari ulang tahunnya yg gagal total. Kedua orang tua Sasy yang baik dan penyayang memberikan sebuah hadiah lain. Yaitu liburan kepantai Kute Bali.
Siang itu, sepeti turis-turis yg lain, Sasy juga sedang jalan-jalan di pantai yg dingin dan berkilau, indah sekali, menikmati guyuran ombak dikakinya. Ia jalan sama 2 abangnya. Dan lagi-lagi tampa sengaja ia menatap bule-bule yg ada didepannya. Sangat-sangat tampan seperti bintang sinetron F4 cuma yg ini jumlahnya enam.
Sasy tak berkedip sama sekali menatap mereka, ia terkesima sekalian cuci mata, ah! Pikirnya.
Lalu " duk!! " suara itu pelan sekali tapi mengandung arti besar bagi Sasy. Ternyata Sasy tersandung, hilanglah keseimbangan dan " pyek!! " suara yg agak keras memang. Ia jatuh, baru yang baru dibeli basah seketika dan malu banget saat dilihatin bule-bule F6 tadi.
Sasy makin benci sama angka enam!
Dan 2 minggu yg lalu, saat keluarga Sasy dapat oleh-oleh dari adik mama Sasy yg baru berwisata ke Australia.
Oleh-oleh itu terdiri dari enam paket, 1 paket berisi enam buah donat aneka rasa ukuran besar atau jumbo.
Mengingat selalu dapat sial saat jumpa sama angka enam, Sasy jadi ogah nyentuh secuilpun sama yg namanya itu donat. Padahal donat adalah salah satu makanan kesukaan Sasy.
Alhasil sorenya Sasy kena 'mag' dadakan karena paginya belum makan sama sekali. Sasy kelaparan dan dibawah kerumah sakit.
Sasy anti sama yang namanya angka enam.
Assallamu'alaikum wr. wb
coba Panggil saja diriku Max (bukan nama sebenarnya,red). Punya alamat di LA. Umur sudah kepala dua. Belum menikah (pacar aja belum punya). Dan pekerjaan saya adalah pekerjaan yg biasanya dilakukan orang pesisir.
Soal alamat tadi. Sorry banget, LA. bukanlah Los Angeles di Amrik sana. Tapi sebuah ds kecil dijawa timur didaerah lamongan. Nama LA. ini aku tiru disiaran2 radio pesona fm dan si fm Tuban. Begitulah orang2 ds aku menyebut nama dsnya dgn LA. entah drmana awalnya? Tp keren juga. Nama sebenarnya adalah LabUHAN
Dengan bangga kukatakan diriku penulis, walau tak ada orang tahu. Oh sekarang kalian tahu!!! Ingin lihat karyaku kunjungi my blog ' Duniaimajiku-max.blogspot.com '
sampai disini, aku selesai dulu. Thank bagi siapapun yg mau membacanya.
Wassallamu'alaikum. wr. wb.
DIRIKU.
THE POWER OF LOVE