Februari 03, 2011

' Putr1 D4l4m B0tol ' adalah C3rpen.


DAN AKU MASUKAN KAU KEDALAM BOTOL. AGAR KAU TAHU BAHWA DUNIA BUKANLAH MILIKMU.
*
Arini menangis lagi didalam lemari kaca, pipinya merah, lebam dan nyeri sekali. Inilah akibat dari membantah perintah orang tua. Sebenarnya cuma sebuah permintaan saja. Yaitu perjodoan antara Arini dan anak bos ayahnya.

Seberahpa keraspun Arini menolak, yg dia dapat hanyalah tamparan keras di pipinya yg mulus. Dan dikunci dalam kamar. Ini gara2 cinta, andai perjodoan itu dilaksakan sebelum dia bertemu dgn dambaan hatinya. Otomatis dia akan menurut. Karena pada dasarnya dia gadis penurut dan patuh kepada orang tua.

Arini berpikir, bahwa bukankah cinta itu harus diperjuangkan dulu baru bisa didapatkan. Begitulah yg sering dia baca dinovel2 roman dan buku percintaan.

Keluar dari persembunyiannya. Arini menatap langit, melongok dari balik cendela. Dia iri pada langit yg berwarna biru dan awan yg putih seperti kapas. Lalu apa warna dirinya? Hitamkah atau merah menyala. Kesediankah, nasib buruk atau cinta yg membara yg harus didapatkan.

Dia lebih memilih merah menyala.


MARAHLAH PADA DUNIA, AKU TAK PEDULI, KARENA KAU MILIKKU.

*
Sembunyi lagi, kenah tampar lagi. Dasar gadis bodoh, tak pernah belajar dari kesalahannya. Setiap pagi, semenjak 7 hari yg lalu. Selalu seperti itu, selalu sama.

Awalnya.

" pagi! " ucab ayahnya basa basi pada istrinya dan putrinya. Dan dijawab, " pagi juga, " oleh kedua wanita itu. Lalu Arini makan dgn lahap, karena dipaksa puasa sehari sebelumnya.

Kemudian ayahnya akan berkata, " apa sekarang kamu mau menerima perjodoan itu? " dan Arini akan menjawab " tidak, " tak berubah sejak 7 hari yang lalu. Tetap tegas! Lalu ditampar. Dan ia akan sembunyi di lemari kaca dikamarnya dan ayahnya akan mengunci kamar itu.

Merah menyala, bukanlah api yg membara melainkan amarah yg terpendam begitu lama. Sedang hitam bukanlah warna kesedian melainkan ketidak-tahuan, tampa warna, tidak berwarna dan tak memiliki jati diri.

Dan ia lebih memilih merah.

Pecah, kaca jendela pecah dihantam kepalan tangan halus Arini. Ia meringis dan menangis lagi karena tangannya berdarah. Sakit tetaplah sakit, mau itu marah atau apa?


MENANGIS SAJALAH, KARENA KAU TETAPLAH PUTRI DALAM BOTOL
.
*
Apa enaknya jadi putri pengusaha kaca yg kaya raya. Kalau hanya utk keluar rumah saja dilarang. Rindu pada dambaan hati sudah tak tertahankan lagi. Dia ingin keluar dan merayu pria itu.

Yg paling menyakitkan adalah kalau hanya bisa dilihat tapi tak bisa disentuh dan dirasakan. Selalu saja melamun dari balik jendela yg sekarang kacanya pecah. Melihat pria itu mondar mandir didepan rumah, sambil membawa gitarnya.

Tak mungkin turun lewat jendela. Karena selain ini lantai dua juga jendelah berteralis. Arini layu dipegangan jendela. Dia tak menangis lagi, lelah juga kalau setiap hari harus menangis.

Hari ini Arini mengudara, berteriak-teriak minta dibukakan pintu. Sekitar sejam berlalu baru dijawab oleh seorang di balik pintu.

" kamu mau mengikuti permintaan ayah, Arini? "

Arini ingin berkata ya, agar diijinkan keluar. Namun berbohong itu pantang dilakukannya. Ironisnya itu adalah hal yg diajarkan ayahnya semenjak kecil.

" tidak! " begitulah jawabnya. Sia2 saja berteriak.

" nikmatilah harimu tampa makam malam lagi, Arini! " itu saja, setelah itu hanya hening yg ada. Dan Arini ingin menangis lagi, namun tidak jadi, dia takut air matanya habis.

Karena masih ada waktu utk menangis lagi besok. Biarkan dulu kalenjer air mata bereproduksi. Jadi hari ini sesenggukan sajalah.

TAK AKAN AKU BIARKAN KAU PERGI DENGAN CARA APAPUN ATAU BAGAIMANAPUN.
*
Hari ini Arini terlambat sarapan. Dan setelah dia sampai dimeja makan. Dia langsung makan tampa salam pada orang tuanya. Ayahnya(sengaja atau tidak) tak memperdulikan kelakuan putrinya itu.

" bagaimana Arini? " begitu tanyanya setelah melihat Arini hampir selesai makan.

Arini diam dulu, dia melanjutkan sarapannya sampai habis. Dan setelah itu dia nyelonong pergi dgn terlebih dulu berkata seperti ini.

" tetap tidak! " bagus juga, rencana hebat yaitu tak membiarkan ayahnya utk sempak menamparnya, dgn begitu dia tak terlalu perlu utk menangis. Atau setidaknya utk tidak merasakan sakit dipipinya.Sebenarnya Arini punya rencana besar utk nanti malam. Dia meletakkan sebuah pisang dimeja belajarnya. Hanya itu yg dia ambil setelah sarapan tadi. Tapi itu cukup utk menambah tenaganya utk kabur dari rumah ini.

Nanti malam, memang dia ingin kabur. Segala persiapan sudah disediakan. Tinggal menunggunya waktunya saja. Tapi menunggu adalah hal yg paling merisaukan didunia, bikin sakit hati.

Arini sembunyi lagi dilemari kaca. Bukan dari siapa2 atau apapun yg membuatnya menangis. Hanya saja dia ingin tidur disitu. Yg dia rasakan adalah kedamaian saat ada disana.

Sekitar jam 2 sore. Dia keluar dari lemari itu dan memulai rencana. Pertama-tama dia membuka setiap skrub yg ada diteralis. Lalu melepaskan teralis dari jendela. Ternyata berhasil, dan dia tersenyum puas sekali. Baru kali ini dia merasakan hal itu. Tapi ini bukankah akhir, ini adalah awal dari rencana kaburnya.

Setelah itu dia mencabut teralis dari jendela. Dan membentuk tali tambang sedemikian rupa dari baju dan selimut yg dijalin, agar bisa dijadikan tangga.

***

malamnya saat bulan penuh agak tertutup awan. Arini turun lewat jendela, dgn tali tambang itu. Sedikit demi sedikit akhirnya dia sampai ditanah. Sebuah dunia lain dari kamarnya. Dia rindu sekali menginjakan kaki diatasnya. Dia senang sekali.

Sedetik kemudian, keadaan berubah 180 drjt. Arini dikembalikan kedalam kamar. Ternyata sang ayah telah tahu rencana putrinya. Jadi dgn rasa marah yg meluap dia menunggu putrinya menuruni tambang.

Kamar itu bukanlah kamar yg dia miliki. Ini milik orang2 yg datang sebentar kerumahnya, menginap lalu pergi. Ruangannya kusam tak terawat. Yg ada disana hanyalah satu kasur dan lemari kecil, tampa jendela ditembok2nya.

Arini menangis lagi, ada gunanya juga menyimpan air mata hasil susah payanya soal kemarin tak menangis.


KUBERITAHU SATU HAL TENTANG CINTA, CINTA ITU MEMAKSA DAN HARUS MEMILIKI!

*
pagi yg paling tidak menyenangkan akhirnya tiba. Ayahnya akan mempertemukan dia dgn lelaki pilihannya. Arini ingin menolak tapi dikarenakan perut yg teramat sangat lapar setelah dua hari tidak diberi makan dan diiming-imingi sepiring nasi kebuli. Arini tergoda dan mau dipertemukan dgn lelaki itu.

Setelah makan pagi sambil menangis karena bahagia setelah lama tak makan juga sedih karena dia tak berdaya bercampur aduk jadi satu. Dia lalu mandi dan berpakaian bagus dan berdandan cantik sekali.

Seperti janji yg dikemukannya pada ayahnya walau itu terpaksa karena lapar. Dia berbuat begitu (paragraf diatas). Janji adalah hal yg harus di tepati. Begitu yg dia tahu dan dia yakini.

Arini berjalan dgn anggun saat menuruni tangga. Kecantikannya tak kalah dgn putri2 dr cerita dongeng. Hanya mukanya yg kusut membuat pudar semua pesona itu.

Semua berubah sedetik kemudian saat Arini bertatap muka dgn lelaki pilihan ayahnya itu. Arini terpana, dia tak berdaya menghadapi semua ini. Sia2 perjuangannya selama ini. Karena laki2 pilihan ayahnya adalah laki2 idamannya.

Dan Arini tak bisa berkata lain, selain mengiyakan perjodoan itu. Namun tetap saja dia protes pada ayahnya.

" kenapa sih? Tidak beritahu kalau dia orangnya, "

" kamu perempuan egois, Arini. Gak bisa diberitahu dan gak mau tahu apapun selain pembenaran pikiranmu itu. " bantah ayahnya.

"karena aku perempuan zaman sekarang, ayah! " elak Arini, " sudah sepantasnya aku menolak perjodoan zaman Siti Nurbaya ini, "

"tapi ayah adalah orang zaman Siti Nurbaya! "

" baiklah, mungkin ayah benar dan aku salah! " Arini tak mau berdebat lg. Pipi yg sakit karena tamparan kemarin saja belum redah.

" sekarang ayah memaksa kamu harus terima perjodoan ini. Kamu harus terima! " paksa ayahnya.

" kan sudah aku jawab tadi! "


BUANG SAJA BOTOL DALAM KEPALAMU, WAHAI PUTRI DALAM BOTOL
.
*
Tiba2 saat acara pinangan, Arini kembali menolak acara perjodoan ini. Tentu saja hal ini membuat ayahnya malu kpd tamu2-nya. Dan dia pastinya murka pada putrinya.

Takut terjadi hal yg paling buruk. Secepat mungkin Arini menjelaskan maksudnya. Sebetulnya dia tak menolak acara pinangan ini namun dikarenakan dia ingin sekolah lagi. Dia ingin jadi gadis yg lebih pintar dari sekarang.

Kalau laki2 itu masih mau beristrikan Arini. Arini membuat satu syarat penting yg harus diperhatikan yaitu dia hanya akan menikah pada saat dia jadi sarjana.

" ini pinangan Arini, nggak harus menikah besok. Akad nikahnya terserah kalian berdua. " jawab ayahnya, " cari waktu yg terbaik utk kalian berdua, " lanjutnya.

Arini diam, malu berat.

" buang botol dlm kepalamu. Ganti sama ilmu yg berguna, " nasehat ayahnya.

Arini berlari kedalam kamar dan sembunyi dibalik lemari kaca. Senyumnya bahagia sekali!


Dalam botol: yang berpikiran sempit (penulis mengartikannya begitu)

huruf tebal: inti cerita

End. 11 agu 2009

2 komentar:

HAYDEN mengatakan...

Waww....
Ini Cerita Luar Biasa..!

Kenapa Kamu Nggak Jadikan Kumpulan Cerpen Saja?

Saya Pikir Kamu Adalah Penulis Berbakat...

Kamu Pandai Membawa Perasaan Pembaca.

GOOD WORK..!

_max mengatakan...

thanks atas komennya, sudah buat kuncer tapi belum tahu mau di apakan lagi?

Blogger templates


Template by:

Free Blog Templates