November 30, 2009

' B1ob0t D4n Clon C ' adalah C3rpen.


Aku telah menyakitinya. Tak punya otak dan hatikah aku? Hingga berani berbuat segila dan sebejat itu.

Aku menyesal, mataku basah dan hatiku kalud. Tapi apa itu sudah cukup menghapus semua kesalanku padanya. Padahal kita sama. Sama-sama makhluk terbuang. Sama-sama makhluk rongsokan.

Tidak, aku harus memintah maaf padanya. Kubukah pintu kereta api listrik tua yg sedang jadi tempat tinggalku dengannya. Kulihat dia sedang duduk disatu tempat duduk, diujung gerbang. Gelap menyergap, yg bisa kulihat drnya hanya seongok tubuh yg lemah tak berdaya yg diterangi lampu radio di depannya yg berwarna hijau terang itu.

Lagu hippen( lagu yg sedang buming ) mengalun sedih, sangat pas dengan suasana saat ini. Aku bersimpuh dikakinya. Setulus hati aku memintah ma'af, semoga ia mema'afkan dengan sepenuh jiwa karena hanya dia yg kumiliki di dunia itu sekarang.

" sudahlah, lupakan saja semua itu. " tak kusangkah ia mema'afkan aku secepat itu.

Aku bingung, aku merasa ia tidak mema'afkan aku sepenuh jiwa. Mungkin karena terpaksa, karena yg ia miliki cuma aku.

" nggak semudah itu, Raski! Dosaku terlalu besar untuk kau ma'afkan semudah itu, "

" lalu apa yg harus aku lakukan," ia menangis, " apa aku harus melaporkanmu ke polisi? " ia diam sambil menahan tangisannya.

" tapi aku telah mencoba menodaimu, " bantahku.

" aku tahu! " sedikit-sedikit ia sudah bisa mengendalikan tangisannya. " tapi aku bukan manusia, aku hanya barang, "

" tapi bagiku kau manusia. "

" lalu kenapa kau menodaiku, "

" aku alpa dan mungkin juga karena otak dan hatiku cuma besi, " aku baru sadar bahwa aku juga bukan manusia.

***

masa lalu yg kulalui memang terlalu berharga untuk kulupakan. Tapi juga terlalu menyakitkan untuk selalu kuingat.

***

Aku tinggal di kota Ata-wa, salah satu dari kota atas dan juga tersebar ke 2 di indonesian. Aku adalah anak(dulu kupikir begitu) dari sepasang tokoh yg terpandang di indonesien. Umurku memang baru saja menginjak 18 th tapi gelar profesor sudah hampir kuperoleh. Ini di karenakan kejeniussan otakku yg keterlaluan. IQ yg kumiliki saja mencapai 195 , belum juga SQ, EQ dan yg lainnya juga nggak kalah hebatnya deh.

Namun satu kesalahan yg kulakukan, sebetulnya aku sendiri nggak tahu bahwa itu akan jadi bencana buatku. Memberiku hidup sebagai seorang buronan.

Aku berjalan di plataran Uni-sien (Universitas Indonesien) yg seratus tahun yg lalu disebut UI. Sedang menuju ruang radiologi. Untuk penelitian otakku.

Tiba-tiba sebuah kekacauan terjadi. Beberapa PUSE( pulisi sekolah) menangkap seorang gadis belia, cantik. Dan saat itulah untuk pertama kalinya aku melihat mata Raski, gadis belia itu. Sebuah sorot mata yg lesuh dan tidak berdaya.

Aku belum mengenalnya. Dan aku mungkin belum jatuh cinta padanya.

Kubuka pintu radiologi. Kutemui Dr. Saki, Dr. Mayer dan Dr. Indra Kusuma, juga para asisten-asistennya. Mereka menyambutku dengan gembira.

Setelah beramah tama tidak berguna. Aku mulai di tidurkan di Scanner( sebuah tempat persembahan seperti zaman nabi Ibrahim pada tuhannya). Dengan robot scaner diatasnya yg dihubungkan langsung dengan computer 5 dimensi. Didepan para profesor tadi.

Aku mulai di scan. Sinar biru mulai merambat dari kakiku, bergerak terus menuju keatas. Tak ada yg menarik dari itu. Hingga Robo Scan, sinarnya melewati jantung dan otakku. Semua mata terbelalak.

Ketika aku bangun darì pembaringanku. Aku melihat wajah-wajah durjana, yg dipakai para Doctor dan asistennya.

Kucoba mencari tahu dengan bertanya kepada Dr. Indra Kusuma. Karena dia, posisinya yg paling dekat denganku. Namun ketika aku mendekat ia malah menjauhiku. Entah ada apa?

Tiba-tiba PUSE datang. Aku dikepung, aku menjadi pusat pesakitan. Sekarang diselah dinginnya suasana. Aku mendengar salah seorang dari mereka berkata.

" kau adalah barang terlarang, kami akan memunaskanmu besok! "

" apa maksudnya? " tanyaku pada mereka.

Mereka hanya menunjukanku untuk melihat data layar computer 5D.Dan aku mengetauhinya saat itu. Jadi ini alasannya kenapa aku jenius dan kuat, tak gampang sakit. Sebuah otak dan jantung mekanik yg terus berkembang seperti otak dan jantung sungguhan, hanya saja lebih cepat dan lebih canggi. Mataku lesuh dan hancurlah duniaku. Setelah itu, hari-hari ku ada dipenjara. Tampa semangat dan perasaan yg down, tak ada lagi memang yg harus dilakukan dan diperjuangkan.

***



Singkat cerita, aku bertemu Raski di SIGI (sebuah tempat teleportasi) dimana disana kami akan dibawah ketempat pemusnahan. Aku tak tahu bagaimana nasib orang tuaku. Orang yg menciptakan aku. Karena aku tahu bahwa untuk memasang otak dan jantung mekanik ini. Terlebih dulu harus membunuh tempat yg harus dijadikan experimen yaitu aku.

Sebuah tempat lapang dengan sebuah robot teleport menghampiri kami. Sedang dibelakang kami, 4 polisi PASU menjaga kami. Sebuah tudung kemudian muncul di kepala kami, aku dan Raski. Aku tahu tudung itulah yg akan jadi tempat teleportasi kami. Haruskah aku menerima kemusnahan ini. Kulihat mata Raski untuk yg kedua kali. Sebuah sorot mata tak berdaya yg perlu di tolong dan dilidungi. Dan entah kenapa, saat itu, waktu itu kuputuskan bahwa hidupku hanya untuk perempuan belia itu.aku jatuh cinta padanya. Mungkin merasa kami senasib. Kuputuskan memberontak saja. Kepalang tanggung karena sudah dianggap bukan manusia. Akupun tidak harus bersikap sebagai manusia. Aku berontak, aku menolak kemusnahan ini. Tapi bukan dengan cara barbar yg kasar namun dengan cara orang pintar yg halus.

Hanya dengan memutar alroji butut ditanganku, aku bisa mengubah kode tempat teleportasi itu. Hebat bukan, itu karena akulah yg membuat robot itu. Dan alroji ini bisa mengeluarkan frekuensi getar yg bisa mengendalikan alat elektronik apapun.

Itulah aku, jenius, memang hebat.

Raski, gadis belia itu memelukku dengan erat. Saat kami berada diatas pohon hutan raksasa. Yang terletak tidak jauh dari kota rakun, salah satu dari ribuan kota bawah.

Dan dimulailah hidup kami yg baru hingga sampai sekarang.

" Ku, jika boleh maukah kau membantuku menemukan siapa diriku? " ia memintahku, akhirnya ia mau bicara lagi setelah ia diam sangat lama. Dan akupun aku diam. Aku, tampa banyak berpikir langsung setuju. Akan aku penuhi segala apa yg ia inginkan. Meskipun berarti nanti. Untuk menemukan dirinya sendiri. Kami harus kembali kekota atas itu, berarti aku harus membunuh para penjaga disana. Karena tempat itu tak bisa ditembus dengan cara mengendap endap seperti maling. Tempat itu seperti sebuah kurungan tampa celah sama sekali. Tak ada tempat untuk masuk begitu saja, selain dengan teleport dan tempat yg dijadikan teleportasi cuma satu tempat itu. Tempat dimana kami pertama kali lari dari mereka.

Raski, mungkin ia hanya ingin bertemu dirinya yg manusia. Karena dirinya saat ini adalah hasil kloningan ke-3 dari manusia itu.

Biobot, kunamakan diriku seperti itu karena aku separuh robot sedang Raski menamakan dirinya Clon c (kloning c/3).

Aku harus benar-benar jadi setengah robot agar tak menodainya lagi. Karena dengan setengah robot, hasrat manusiaku cuma setengah. Dan aku yakin bisa mengendalikannya.

Kubuka pikiran, Untuk menerima kenyataan dan melawan.

TAMAT

November 12, 2009

' P43 (Phobia 4ngka 3nam) ' adalah C3rpen.


Sasy paling benci sama yg namanya angka enam!. Betapa tidak, angka itu-tu yg selalu buat ia sial. Mulai dari kejedok pintu, jatuh, kelaparan sampai masuk rumah sakit segala.

Begini-nih ceritanya!

Sebulan yg lalu, Sasy ngerayain ulang tahunnya yg ke enam belas, sekaligus juga ngerayain kelulusannya di SMP. Dan kebetulan banget yg hadir itu jumlahnya persis 66 tamu atau undangan. Semula Sasy tak terlalu ambil pusing bahkan tak terlalu peduli.

Tapi kemudian setelah ia tampa sengaja ngeliat semacem stiker berbentuk angka enam dilantai, Sasy coba mengambilnya, tampa sengaja Sasy malah nyenggol pantat salah satu tamu.

Dan tamu yg tersenggol itu, kontan ia kaget hinga ia mencipratkan minuman yg ia pegang ke orang yg ada didepannya.

Orang didepannya yg terkena guyuran minuman bekas, juga kaget dan nyenggol meja saji.

Seperti efek domino, senggolan itu buat barang saji berurutan berjatuhan. Vas bunga jatuh mengenai gelas-gelas cantik yg tertata rapi, membuatnya jatuh kelantai. Seketika 'pyar-tar-cetar' gelas-gelas itu pecah seketika. Juga ada beberapa gelas yg mendesak posisi vas bunga yg satunya lagi yg masih agak oleng, karena senggolan orang itu akhirnya vas bunga itu juga jatuh namun malah mengenai sebuah piring dengan garpu diatasnya yg diposisikan terbalik. Dengan bagian garpu dari sendok garpu menghadap keluar. Memang siapa yg melakukan hal itu? Tak ada yg tahu.

Piring itu mencelatkan garpu tersebut. Hanya dalam beberapa detik saja. Dan garpu itu melayang tepat kesasaran yaitu tepat kesebuah lampu hias. Lampu itu pecah dan mengagetkan para undangan.

Suara letusannya cukup keras disertai beberapa bunga api kecil dan kemudian membuat seluruh lampu rumah itu padam. Semua jadi gelap gulita.

Korslet, para undangan tampa perintah atau komando apapun segera berlari kesana kemari. Mendapati hal itu. Sasy bingung lalu memutuskan untuk mengikuti para undangan berlari keluar.

Mungkin karena semua undangan adalah anak muda, alias teman sekolah Sasy. Jadi agak kagetan atau terlalu mengkawatirkan diri, takut terjadi apa-apa pada diri mereka.

Sejak itulah Sasy benci sama angka enam. Tapi masih ada lagi ceritanya, ini 3 hari selanjutnya.

Jidat Sasy sudah kembali seperti semula. Sebagai ganti dari ulang tahunnya yg gagal total. Kedua orang tua Sasy yang baik dan penyayang memberikan sebuah hadiah lain. Yaitu liburan kepantai Kute Bali.

Siang itu, sepeti turis-turis yg lain, Sasy juga sedang jalan-jalan di pantai yg dingin dan berkilau, indah sekali, menikmati guyuran ombak dikakinya. Ia jalan sama 2 abangnya. Dan lagi-lagi tampa sengaja ia menatap bule-bule yg ada didepannya. Sangat-sangat tampan seperti bintang sinetron F4 cuma yg ini jumlahnya enam.

Sasy tak berkedip sama sekali menatap mereka, ia terkesima sekalian cuci mata, ah! Pikirnya.

Lalu " duk!! " suara itu pelan sekali tapi mengandung arti besar bagi Sasy. Ternyata Sasy tersandung, hilanglah keseimbangan dan " pyek!! " suara yg agak keras memang. Ia jatuh, baru yang baru dibeli basah seketika dan malu banget saat dilihatin bule-bule F6 tadi.

Sasy makin benci sama angka enam!

Dan 2 minggu yg lalu, saat keluarga Sasy dapat oleh-oleh dari adik mama Sasy yg baru berwisata ke Australia.

Oleh-oleh itu terdiri dari enam paket, 1 paket berisi enam buah donat aneka rasa ukuran besar atau jumbo.

Mengingat selalu dapat sial saat jumpa sama angka enam, Sasy jadi ogah nyentuh secuilpun sama yg namanya itu donat. Padahal donat adalah salah satu makanan kesukaan Sasy.

Alhasil sorenya Sasy kena 'mag' dadakan karena paginya belum makan sama sekali. Sasy kelaparan dan dibawah kerumah sakit.

Sasy anti sama yang namanya angka enam.



Today atau sekarang ini Sasy lagi memasuki gerbang sekolah barunya dan kelas barunya. Lagi-lagi kesialan Sasy belum akan hilang. Saat ia mendapat nomor absen angka enam. Sasy protes! Minta diganti atau dipindah.Akibatnya Sasy harus membersikan atau mencabuti rumput dihalaman belakang kelas. Karena hari pertama sekolah sudah banyak tingkah. Pakai acara protes segala. Protes yg tidak jelas, menurut gurunya.

Disini-nih Sasy menemukan sebuah botol cantik. Sasy coba membersihkan bagian-bagian botol itu.

Dan ia begitu terkejut saat botol bergetar sendiri, lalu mengeluarkan asap diujung kepalanya. Banyak sekali sampai daerah disitu berkabut.

Keluarlah jin dari botol itu. Bentuknya tinggi besar, berjenggot dan berkulit hijau.

" aku adalah jin dari timur tengah, sebutkan 6 permintaanmu? Ha ha ha ha ......! " terdengar tawanya yg menggelegar.

Sasy masih agak takut, tapi ia segera sadar.

" ma'af om jin, bukannya biasanya cuma 3 bukan 6 permintaannya? " Sasy menyelah tawa jin itu.

" kalau kubilang 6 ya 6! Jangan banyak protes, " jawab jin itu diplomatis juga keras.

" iya ya ya, " ucap Sasy tergeragap.

Ia agak takut, aduh sial lagi! Pikir Sasy sekilas.

" sekarang, sebutkan permintaanmu? " pinta jin itu lagi.

" oke! Saya minta angka 6 dihilangkan. "

" hmm ....! Dikabulkan. " jawab jin.

" kok aneh, nggak terjadi apa-apa tuh, " Sasy bingung sendiri.

" nanti juga kau tahu, " jawab jin itu lagi. " sudah jangan protes, sekarang ucapkan permintaan keduamu, "

" boleh lain kali aja yah, " bujuk Sasy pada jin.

Setelah jin itu berpikir, ia mensetujuinya.

" panggil aku jika kamu mau mengajukan permintaan lagi. " lalu jin itu kembali kebotol.

Sasy pergi dari situ dan kembali kekelas. Ternyata sudah istirahat. Sasy melihat calender disamping papan tulis. Ia terkejut " benar dikabulkan, " ucapnya lirih, " tapi ini sih, bentuk angkanya diganti bukan hilang. "

Sasy berinisiatip bertanya pada teman didekatnya.

" Rom, angka ini namanya apa yah? " Romi bingung sekali, nyengir. Sudah gila mungkin ini orang, pikirnya.

" Sasy belas. " ucapnya, angka yg ditunjuk. Dulu adalah angka enam belas.

" bukannya ini-nih enam belas, " walau bentuk angkanya berubah, tapi Sasy yakin itu enam belas.

" gila juga kamu, " Romi pergi dengan menyengir.

" wah, ini sih jin ngaco' ! Sial aku sudah nggak hilang. Sekarang aku malah dianggap gila, sialan !!! "

Sasy kembali kebelakang dan memanggil jin itu lagi.

" apa permintaan keduamu? " tanya jin itu.


Saat Sasy ingin lagi, mengajukan permintaan. Ia malah berpikir, aku rasa jin tidak benar-benar bisa mengabulkan permintaan orang, deh!

Sasy punya ide? " aku minta angka enam dikembalikan. "

" dikabulkan! "

" ini permintaan ketigaku, "

" sebutkan? "

" masuk botol dan pergilah kedasar samudra. "

" apa? " jin itu terkejut sekali. Tapi tak bisa menolak, dgn sangat terpaksa ia masuk botol dan menghilang.

" biarin deh aku sial, yg penting nggak musrik ah! " Sasy mencoba menenangkan diri.

Sasy kembali kekelas dan beraktivitas. Kesan pertama yg ia dapat dikelasnya. Ia tertimpuk penghapus.

Sasy, sialnya belum hilang juga tampaknya ia duduk dibangku no 6 dari kiri.

TAMAT

November 11, 2009

' 4lun4n Mu51k 5ur94 ' adalah C3rpen.

Katanya dgn musik, kita bisa melihat surga. Jika itu benar maka harus bagaimana?. Pilihlah pilihan A jika kau ingin melihat surga. Dan pilihlah pilihan B jika kau tak ingin melihatnya juga tutuplah telinga serapat mungkin agar musik itu tak menyentuh relung di hati dan jiwamu. Sunggu surga itu menipuh.

Surga adalah hal paling indah dan nikmat yg kita rasakan namun yg kudapatkan disini,disurga ini sudah biasa aku rasakan.Walau aku tak perlu memanjat pohon apel merah untuk mendapatkan buahnya disini tingal petik saja karena sepertinya pohon disini merendahkan buahnya hanya untukku.

Tetapi saja aku lebih suka memanjat dulu daripada memetik langsung.

Walau disini ada seribu bidadari yg siap melayani seluruh keinginanku tampa protes. Apa saja,dimana saja,termasuk yg itu!. Tetapi saja istriku lebih cantik dari mereka semua walau ia sering cerewet kalau aku pulang kerja kemalaman. Aku rindu pada istriku.

Aku ingin pergi dari surga ini. Maka pergilah aku ketempat paling sakral di surga ini,diantara taman paling megah dan indah,dimana bunga-bunga tumbuh dgn indah,pohon aneka rupa merendahdakan buahnya dan bidadari-bidadari yg duduk diatas batu permata sebesar mobil menyajikan makanan aneka rupa. Semua nikmat tak terkirah. Juga raga mereka untuk dinikmati ada dimana-mana diseluruh taman ini. Aku tak sudi menyentunya.

Hal yg paling unik disini adalah penutup telingah yg tergantung diatas ranting pohon yg mati. Apa ini cara keluar dari sini? ,mungkin saja. Karena aku tak pernah melihat alat ini,di surga ini.

Segera kukenakan penutup telingah itu.

***

Awal aku ke surga,bukan setelah aku mati atau dibunuh oleh seorang yg gila bunuh diri. Namun setelah aku ada diatas meja makan setelah memutar radio untuk mendengarkan musik dari channel kesayangan. Slide lagupun mulai berganti terus tiba-tiba aku sudah disurga. Kukira aku sudah mati.

I looove musik,karena musiklah yg menemaniku kerja di kantor. Menemani saat aku jenuh,saat bosan juga saat dimarahin istri ketika pulang kemalaman. Mendengarkan musik membuat jiwaku tedu dan hatiku bergelora. Apalagi saat ingin memaduh kasih dgn istri tercintah. Duh,bahagianya! ,aku merindukannya.

Musik adalah obat paling mujarab untuk menyembukan berbagai penyakit berbahaya. Terapi musik bisa mengurangi rasa strees dan kecemasan yg di sebabkan oleh penyakit itu. Terapi musik bisa melemahkan otot yg menegang jika didengarkan dengan seksama. Lebih dr itu terapi musik telah di temukan oleh orang tiongkok lebih dari beratus ratus tahun yg lalu utk kesehatan.

Bagiku musik tidak lebih dari penghibur hati dan jiwa. Dan baruku tahu bahwa musik juga bisa mengantarkan kesurga. Surga yg menipu!. Membuat lupa akan dunia.

***
Aku kembali ke dunia. Hal pertama yg kurasakan adalah rasa lemas juga lapar. Bahkan akupun terjatuh dan tak kuat berdiri.

Ternyata radio itu masih menyala.


Musik yg keluar darinya tak berseni dan tak enak di dengar. Sungguh musik yg paling jelek di dunia. Yg selama ini aku dengar. Kumatikan radio.

Kudekati meja makan, disitu tersaji berbagai hidangan makanan aneka rupa yg di sediakan istriku sebelum pergi. Namun tampak sudah mulai basi, seperti tidak tersentuh utk 2 atau 3 hari.

Pérutku keroncogan, segera ku cari makanan. Aku harus menjemput istriku. Dia ada dirumahku yg baru, yg aku beli kemarin. Diperumahan super elite, kemang raya steèl.

Walau kakiku super pegal dan lelah, (entah kenapa?) kupaksakan saja untuk berjalan, utk menjemput istriku. Aku takut terjadi apa2 pd dia.

Kubuka garasi mobil dengan kasar. Suaranya agak mengagetkanku. Ternyata,setelah merasakan ketenangan dan kenikmatan disurga, membuat aku lupa pada suara pintu garasiku sendiri. Untunglah aku tidak terlalu lama disana.Jika saja aku terlalu lama disana, bisa-bisa aku lupa pada semuanya, pada istriku, pada negeriku bahkan pada dunia ini. Semakin kupercepat gerak, walau sakitnya kaki karena lelah. Rasanya minta ampun!

Saat aku mau membuka pintu mobilku dan masuk. Saat itulah tampa sengaja aku melihat seorang anak kecil, loper koran tergeletak diatas aspal di depan garasiku. Dän bergerak gerak aneh.

Dia sedang mendengarkan musik dan berjoget-joget ala anak muda, khas sekali. Sepasang kupingan headset nangkring di telingah anak itu. Kuperhatikan lebih seksama. Aneh sekali, ada orang joget sambil tiduran diatas aspal.

Kulihat matanya yg memutih tampa pupil. Kugoyang2 tubuhnya, namun ia tak mengimdahkanku sama sekali bahkan sepertinya ia tak melihatku. Tak mendengar ucapanku dan tak tahu bahwa ada aku didekatnya. Ia seperti terhipnotis oleh sesuatu, sesuatu itu buat ia tak sadar sm sekali, lupa akan dunia. Dan terus berjoget saja.

Entahlah, aku sepertinya mengerti bahwa aku harus melepaskan sepasang earphone itu dari telinganya. Dan benar saja. Setelah itu ia diam saja tak bereaksi.

Kira-kira musik apa yg ia dengar. Kudekatkan headset itu ketelingaku. Kudengarkan dgn baik-baik. ternyata musik jelek itu lagi.

Lalu tiba-tiba anak itu berteriak teriak keras seperti mengigau. Api-api itu katanya. Kucoba bangunkan dia tapi tak mempan sama sekali. Lalu kupasangkan lagi headsed itu ke telinganya. Ia berjoged lagi seperti tadi. Aku tampak mengerti apa yg terjadi.

Mungkin saja anak ini melihat surga seperti aku tadi. Kuingin menolongnya tapi apa bisaku? Melepaskan musik itu darinya, bisa-bisa ia akan mati karena terlalu banyak mengigau. Dan juga aku lebih mencemaskan istriku dari ia.

Mk kusingkirkan ia dari jalan, kuangkat tubuhnya dan ku taru di sofa dalam rumah. Kutingalkan dia sendiri, yg masih berjoget juga.

Apa yg kulihat di jalanan sungguh mencengangkan. Orang-orang kulihat berjoget tampa kendali. Jungkir balik, berjoget diatas trotoar mobil, di atas pinggiran selokan dan di tengah jalan. Mungkin ini yg kulakukan 3 hari ini (joget).

Aku turun dari mobil, agaknya terlalu sulit untuk melajuh dijalanan yg dipenuhi orang-orang berjoget ini. Kudekati seorang wanita yg berpakaian menarik buatku. Cantik sekali tapi bukan hal itu yg buatku kagum. Pakaian yg ia pakai seperti orang yg sering malang melintang ke dunia malam, ke labing. Namun dari gaya jogetnya seperti orang yg baru mengenal musik dan joget?

Masih kudengar musik jelek itu lagi. Sekarang dari radio yg dibawah oleh penjual sayur keliling. Sepertinya siapapun orangnya akan terhipnotis jika mendengar musik jelek ini.

Musik ini tampa lagu dan jeleknya minta ampun. Namun punya daya magis untuk menghipnotis orang yg mendengarnya.

Kututup telingah wanita itu, tiba-tiba ia diam lalu meringkuk ke bawah dan memegangi kedua lututnya dan sepertinya ia mulai ketakukan akan sekelilingnya. Sebetulnya apa yg ia lihat dalam bayangannya(tempat seperti surga yg pernah aku lihat sebelumnya).

Tiba-tiba secara mengejutkan kudengar ledakan yg bisa bikin jantung meloncat lebar. Asalnya dari sebuah rumah didekatku lalu dalam sekejap api menjalar dimana-mana dan menghanguskan rumah itu. Untungnya itu hanya rumah yg berdiri sendirian diatas tanah lapang.

Dan sikap orang-orang ini seperti tak tahu hal itu pernah terjadi. Mereka seperti benar-benar hilang dari dunia. Maka segerahlah kukumpulkan mereka dalam satu kelompok ditengah jalan, jauh dari rumah, jauh dari apapun yg bisa buat mereka celaka.

Dengan pusatnya musik itu.

Karena hal yg kulakukan tadi, kakiku sepertinya telah patah dan luka, sakit sekali. Sulit sekali untuk berjalan. Karena rasa cemas yg terus melanda. Rasa cemas jika terjadi sama istriku. Kugunakan tenagaku yg terakhir, walau harus menyeret kaki kiriku yg mulai kram.

Kunaiki sebuah sepedah motor yg tergeletak dijalanan dan kulajukan ke rumahku yg baru. Jaraknya sedikit lagi sampai, tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri tadi.

Kukendarai secepat mungkin. Walau sakitnya minta ampun hanya untuk ganti gigi.

***

Ternyata
aku telah terlambat sampai rumah. Rumah itu walau tidak terbakar penuh. Tapi asapnya telah keluar dari seluruh jendela rumah itu. Hatiku terasa kosong melompong. Aku telah kehilangan istriku yg cerewet, yg sangat kusayangi. Runtulah dunia meninpah kepalaku. Aku terduduk, lemas sekali raga ini. Seperti ingin menyusulnya. Aku menangis sejadi-jadinya.


Namun sentuhan tangan lembut di pundakku menghentikan dukaku. Aku kenal sekali dengan kelakuan itu. Juga kenal sekali dengan jari jemari tangan itu. Aku tahu siapa itu? Dialah istriku tercintah. Kelakuan menyentuh pundakku adalah hal biasa ketika ia membangunkan aku dari tidur atau hanya untuk memberitahu bahwa ia ada di belakangku dan supaya aku lebih cepat membasu muka saat aku terlalu lama di klosed.

Ternyata istriku belum mati. Secepat kilat aku memeluknya erat. Ternyata ia juga sadar dari pengaruh musik surga itu. Sungguh ini adalah hal yg paling indah buatku.

Waktu aku bertanya bagaimana ia bisa sadar. Ia berucap padaku dengan senyumnya yg khas. "aku rindu kau peluk" seraya ia memeluk aku dan aku memeluknya lebih erat.

***

Itu ceritaku 2 tahun yg lalu. Sekarang ini aku hidup berbahagia dengan istriku, lebih bahagia dari di surga itu. Dan sekarang pekerjaanku adl membantu orang tersadar dari pengaruh surga palsu itu.

Banyak orang yg terkenah pengaruh sudah sadar dan kembali kedunia. Namun diluarsana ribuan orang yg ingin mendengarkan musik jelek itu dan pergi ke surga.

Sebuah hukum yg CONTRAS memang. Saat semua orang yg tidak bahagia didunia ingin merasakan surga. Bahkan mereka berani menukar kehidupan aslinya demi mendengarkan alunan surga palsu itu.

TAMAT. 27 mei 2009


Blogger templates


Template by:

Free Blog Templates