Juli 17, 2011

' 4ku D4n Di4 ' adalah C3rpen.


__ Tiba-tiba ia berdiri didepanku saat aku ada diberanda kelas, aku langsung mendongakan kepala. Didalam otakku langsung terlintas kata 'raksasa', ia tinggi sekali. Ia menatapku tajam. Aku balik menatapnya bingung.
__ Lantas ia berkata, "kamu sih kecil jenius itu, bukan! Ajari aku eMTeKa(matematika). Nilaiku buruk sekali, aku tak bisa ikut ekskul Basket jika nilaiku tak membaik," jelasnya. Ia memberondongku padahal aku-kan belum mengenalnya.
__ "ma'af tapi aku tak kenal kau?" aku menolaknya dengan sehalus mungkin. Kemudian aku ngeloyor pergi meninggalkannya, tapi baru beberapa langkah. Aku kaget ketika mendadak ia ada di depanku lagi. Aku hampir menabraknya.
__ "aku tak ada waktu lagi untuk basa basi! Ini kartu namaku," ia memberikanku secarik kertas, aku menerimanya."datanglah nanti kerumahku?" lanjutnya. Baru saja ia mengenalkan dirinya.
__ Dan belum sempat aku menjawab. Dengan cepat ia merebut tas yang kupegang di tangan kiriku.
__ "tas ini sebagai jaminannya." dia mundur kebelakang lalu pergi.
__ Untuk sesaat aku bengong. Saat tersadar aku memanggilnya dan mengejarnya. Namun ia sudah tak lagi dalam jangkauan mataku, kemanapun aku mencarinya. Ia seperti hantu saja. Siapakah gadis itu sebenarnya?
__ Tubuhnya tinggi sekali. Walau begitu ku akui kalau ia itu cantik. Cocok sekali kalau jadi model(peragawati). Tapi aku membencinya karena rencanaku yang kurencanakan dari kemarin gagal total.
__ Aku kembali kerumahku, penjaraku. Kenapa aku sebut begitu? Karena rumah ini memang tidak pantas disebut rumah yang nyaman apalagi disebut istana.
__ Kubuka pintu depan. Ah! Suara ini lagi yang terdengar. Akupun pergi kekamarku dan tak memperdulikan suara itu, suara ribut-ribut itu, yang ada diruang tamu. Terlalu sering aku mendengarnya, hingga membuatku sangat muak dengan semua itu.
__ Kuputar mp3 dari Hp. Agar aku tak lagi mendengar pertengkaran yang berlangsung hampir tiap hari. Tak lupa kuganti seragamku dengan baju biasa, biar lebih nyaman.
***
__ Akhirnya aku tiba didepan rumah gadis jangkung tadi. Rumanya besar sekali, lebih besar dari rumahku.
ADD 2
__ Jam menunjukan angka 03:16 wib. Kutekan sebuah tombol ditembok dekat pintu pagar. Suaranya bertaluh-taluh didalam. Kemudian seorang satpam berwajah sangar dan tinggi besar membukakan pintu pagar itu dan mempersilahkan masuk.
__ Kutekan bel lagi yang ada disamping pintu rumah. Sekarang suaranya bertalu-talu didalam rumah. Lalu pintupun terbuka. Seorang perempuan berbaju pembantu menyambutku, lantas menyuruku langsung keatas.
__ Aku merasa seperti kurcaci di rumah ini. Apa karena tinggiku cuma 152 cm. Padahal umurku sudah 16 tahun dan sudah kelas 2 SMA. Tak bisa disalahkan sih, sudah keturunan dari orang tua.
__ Aku naik ke lantai 2 dengan tangga yang ada ditengah rumah, sebuah tangga putar. Aku tadi disuruh langsung masuk ke kamar diantara 2 vas bunga.
__ Kubuka pintu, mataku tercengang melihatnya. Kamar ini berantakan sekali, tak seperti kamar cewek. Aku mengamati sekeliling, tak kulihat dia. Kesempatan itu aku gunakan untuk mencari keberadaan tasku. Namun tak kutemukan disudut manapun.
__ Dimana dia menyembunyikan tasku, pikirku. Mataku masih mencarinya dikamar ini. Tiba-tiba dari belakang.
__ "hei, kau sudah datang?" tanyanya, aku lihat ia habis main basket, mungkin dibelakang rumah ini.
__ "kembalikan tasku?" paksaku langsung kepadanya.
__ "akan aku kembalikan tasmu, jika kau mau mengajariku MTK!" tawarnya, ia bersandar dipintu.
__ "oke!" aku menyerah saja. Tampaknya cewek ini keras kepala, percuma meladeninya. "tapi kembalikan dulu tasku!" tawarku.
__ "baiklah kita sepakat." ia mengulurkan tangan mengajak salaman. Aku terpaksa menurutinya, walaupun akulah pihak yang dirugikan. Kusambut tangannya itu. "DEAL!" ucapnya kemudian.
__ Kami mulai belajar. Ia mengeluarkan buku paketnya dari laci. Namun kemudian ia minta izin mandi dulu.
__ "kamu punya laptop?" tanyaku.
__ "punya, itu!" tunjuknya, diatas meja."buat apa?" ia bertanya.
__ "kita belajar pakai laptop saja, lebih praktis!"
__"ide bagus." ia mengamininya,"aku mandi dulu," ia pamit kekamar mandi. Kamarnya sudah ada kamar mandinya.
***
__Dan, ah! Kenapa aku berjanji harus datang lagi besok. Terpaksa rencanaku harus kutunda lagi, menyebalkan!
__ Apa sih susahnya belajar matematika, tinggal hafalkan rumusnya lalu terus berlatih. Ulangi terus menerus sampai terbiasa. Otomatis ia akan pintar matematika.
__Namun aku salah total. Daya penghafalan otak setiap orang berbeda, tidak tergantung ukuran tubuh seseorang. Dia yang kusuruh menghafalkan beberapa rumus sederhana, awalnya berhasil tapi setelahku tambahi rumus yang baru. Rumus yang tadi yang sudah dihafal jadi terlupa.
__ Hari itu aku menemaninya atau lebih tepat menontonnya bermain bola basket dibelakang rumahnya. Karena tadi saat disuruh belajar, otaknya tidak menerima. Rumus yang aku ajarkan kemarin, ia lupakan. Katanya ia ingin break sebentar.
__ Aku sebal sekali, namun aku tak bisa marah. Karena itu otaknya bukan otakku. Dan tak baik juga memaksakan sesuatu yang tidak disukai pada seseorang. Ia suka basket, kalau aku memang suka belajar otomatis juga suka matematika. Kalaupun aku disuruh main basket, aku pasti tak akan bisa.
__ Tak kuperhatikan ia, ternyata aku tadi melamun. Ternyata juga saat itu ia memperhatikanku.
__ "kau bisa main basket?" tanyanya.
__ Aku tak segera merespon. Sebentar kemudian aku konek dengan apa yang ditanyakan, "gak bisa!"
__ "kemari, aku ajarin?"
__ "nggak ah, karena tubuh kecil tak cocok main basket." jelasku padanya.
__ "alah, alasan." bantahnya,"katakan saja kalau takut kena bola?" ia melemparkan bola itu kepadaku, keras sekali.
__ Untung aku bisa menghindar, kalau tidak kepalaku pecah terkena hantaman bola itu. Anehnya aku merasa kalau dia tidak menyesal sama sekali.
***

__ Setelah kejadian itu, aku pulang dan tak berniat untuk kembali lagi.
__ Besoknya, aku sedang berada di wc guru, ingin melakukan rencanaku yang kususun sejak dan tak akan gagal kalau tidak diganggu gadis jangkung itu.
__ Kubuka tas dan kukeluarkan sebuah belati baru, yang baru aku beli kemarin. Aku bersiap menggoreskan ujungnya yang tajam kepergelangan tanganku. Aku telah siap!
__ Kuingat kembali siapa diriku? Kesepian, tak punya teman, dirumah tak disayang. Kenal sama cewek jangkung yang kukira dalam hati kecilku sebagai seorang teman, ternyata hanya memanfaatkan diriku.
__ kenapa hidupku suram sekali, alangkah lebih baik jika aku tak ada.
__ Bersiap untuk mengakhiri hidup. Tiba-tiba hpku berbunyi, aku merasa bingung antara menggoreskan belati dan mengankat hp. Dan aku lebih memilih mengangkat hp. Rasanya tak enak saat akan bunuh diri, hp masih bunyi.
__ "haloo!" jawabku.
__ "kamu masih marah?" tanya orang dalam telepon itu. "dengan kelakuanku kemarin?"
__ Aku mengenal suaranya, ini pasti gadis jangkung itu, "ya!" jawabku malas.
__ "Ah! Sampai segitunya," katanya,"nangis segala di kamar mandi, cepetan keluar! Aku tunggu?" ia lalu menutup teleponnya tampa sempat aku menjawab.
__ Dan entah kenapa? Aku menurutinya. Saat aku membuka pintu, ia memang ada disana. Aku memang sudah menduganya dari omongan tadi.
__ "bagaimana kalau kita taruhan?" tanya dia.
__ "taruhan apa?" tanyaku.
__ "jika kamu bisa main basket, aku pasti bisa MTK"
__ Aku hanya bengong. Ini sih bukan taruhan tapi perintah, "apa untungnya buatku?"
__ "kan sudah aku bilang tadi, kamu bisa main basket!" jelasnya.
__ "tak mau aku?" aku menolak.
__ "harus mau, kalau tidak tas ini jadi milikku selamanya?" ia kembali merebut tasku, sialan.
__ Aku mencoba menjangkau tasku yang ia angkat tinggi-tinggi. Namun tak berhasil karena tubuhku yang kekecilan dan ia yang ketinggian.
__ Aku menyerah, aku kembali menurutinya.
***

__ Aku ada dikamarnya, setelah bermain basket. Baru saja aku mandi. Ia meminjamkan bajunya padaku. Ia tertawa karena aku memakainya dengan kedodoran. Biarlah seperti itu! Aku baru saja diajari main basket. Sekarang aku dan dia bersiap belajar matematika.
__ Kubuka laptop, kucari situs yang menjelaskan cara gampang belajar matematika. Ia kemudian kusuruh membacahnya sendiri disitus itu. Ia mengangguk, tampaknya ia faham. Syukurlah kalau begitu.
__ Iseng saja ku tanyakan ini.
__ "orang tuamu kemana sih, kenapa mereka tak ada dirumah?"
__ "mama sedang kerja!, nanti jam sembilan malam baru pulang." jawabnya tampa menoleh dari laptopnya.
__ "kalau papamu?" tanyaku lagi.
__ "ya! Ada dirumahnya."
__ "loh, kok begitu?" aku mulai tertarik.
__ "mereka sudah bercerai, 3 tahun lalu."
__ "kenapa?" tanyaku sungguh-sungguh.
__ "karena mereka sering bertengkar, jadi kusuruh saja bercerai. Begitu!" jawabnya sambil menulis sebuah catatan penting dari laptop.
__ Otakku tersentak, seharusnya aku melakukan hal yang sama dengan orang tuaku.
__ Hari ini aku memutuskan untuk tak jadi bunuh diri, dan besok adalah waktunya untuk menyuruh orang tuaku bercerai. Inilah yang terbaik.
__ Kaulah penerang malamku, malaikatku, terimah kasih. Apa benar kau tak mau tahu namaku sebenarnya? Kataku dari hati.
TAMAT. 28-7-2010 jam 16. 58

0 komentar:

Blogger templates


Template by:

Free Blog Templates